Beritamagz.com- CALIFORNIA — Di tengah ketatnya pendapatan Twitter, CEO Twitter Elon Musk kembali dijerat gugatan pihak ketiga atas tunggakan tagihan gaji perusahaan konsultan Innisfree M&A senilai $1,9 juta atau Rp28,5 miliar.
“Pada akhir Desember 2022, Twitter telah gagal memenuhi kewajibannya kepada Innisfree berdasarkan perjanjian sejumlah setidaknya $1.902 juta,” bunyi gugatan tersebut.
Konflik antara Twitter dan Innisfree dimulai ketika Elon Musk meminta nasihat dan masukan dari firma penasihat investasi populer ini tentang masalah mengakuisisi Twitter.
Elon Musk awalnya menjanjikan hadiah jutaan dolar jika Innisfree berhasil membantu pengambilalihan tersebut.
Namun, setelah lama melakukan akuisisi, Elon Musk tak kunjung membayar tagihan gaji Innisfree yang jatuh tempo pada 23 Desember 2022.
Marah dengan tindakan Twitter yang merusak perjanjian tersebut, hal ini mendorong firma penasihat investasi tersebut untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung New York.
Baik Twitter maupun Elon Musk belum menanggapi komentar apa pun terkait tunggakan pembayaran.
Namun, sinyal kegagalan yang dihadapi Twitter membuat publik berasumsi bahwa Twitter saat ini sedang mengalami kebangkrutan.
Khususnya dalam beberapa bulan terakhir, beberapa gedung persewaan di Twitter mengalami penundaan pembayaran, menyebabkan Crown Estate, perusahaan komersial independen yang mengelola portofolio di Inggris, mengajukan gugatan terhadap Musk karena terus menunda pembayaran sewa gedung tersebut.
Default yang dihadapi Twitter dimulai setelah Elon Musk menerapkan kebijakan pasca akuisisi yang kontroversial.
Di antaranya, pelarangan sejumlah akun Twitter jurnalis ternama dan merumahkan ribuan karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Alasan inilah yang kemudian membuat investor hengkang hingga pendapatan harian Twitter dari bisnis periklanan turun hingga 71 persen selama Desember lalu.
Penurunan tersebut juga mengurangi pendapatan triwulanan 2022 menjadi $720 juta.
Saham Twitter yang diperdagangkan di Wall Street juga menyusut hingga 65 persen sepanjang 2022. Berbeda dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Munculnya tekanan ini membuat ekonomi Twitter mulai goyah, sehingga Twitter gagal membayar utang kepada mitra dan investornya.
Twitter menggunakan sejumlah cara untuk mendongkrak pendapatan kuartalannya, seperti mengeluarkan fitur berbayar, menjual perabot dan peralatan kantor, serta merumahkan ribuan karyawan untuk mengurangi kenaikan biaya operasional.
Namun, cara tersebut tidak mampu mengangkat Twitter dari jurang kebangkrutan, dan diperkirakan inflasi utang Twitter akan terus meningkat mengingat kondisi ekonomi Twitter yang selama ini belum mencatatkan peningkatan.